PLTA Kayan Bakal Penuhi Listrik Smelter Alumunium Inalum di Kaltara

PLTA Kayan Bakal Penuhi Listrik Smelter Alumunium Inalum di Kaltara

Smelter alumunium milik Inalum akan dibangun di Kaltara. Smelter tersebut akan mengandalkan pasokan energi dari PLTA Kayan.

PLTA Kayan jadi PLTA terbesar di Indonesia yang akan dibangun di Kalimantan Utara. Pembangkit listrik tenaga air Sungai Kayan tersebut diproyeksi mampu menghasilkan listrik sebesar 9.000 MW. Dengan kapasitas sebesar itu, peningkatan ekonomi akan dipanen oleh Kalimantan Utara.

Sektor industri di Kalimantan Utara diperkirakan akan semakin berkembang seiring dengan berdirinya PLTA Kayan. PLTA akan memasok kebutuhan energi bagi industri yang ada di Kaltara. Salah satu perusahaan negara (BUMN) juga berencana membangun smelter alumunium di Kaltara, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum (Persero).

PLTA Kayan akan penuhi kebutuhan listrik smelter alumunium di Kaltara

PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum (Persero) merupakan induk usaha (holding) badan usaha milik negara di sektor pertambangan mineral dan batubara.  Inalum berencana mengembangkan pabrik pemurnian dan pengolahan atau smelter aluminium di Bulungan, Kalimantan Utara. Smelter Inalum memiliki kapasitas produksi sekitar 500 ribu ton per tahun.

Smelter alumunium miliki Inalum akan andalkan listrik PLTA Kayan (bumn.go.id)

Ada beberapa alasan yang mendasari Inalum membangun smelter alumunium di Kaltara. Alasan ini diungkapkan oleh Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Inalum. Dilansir dari dunia-energi.com, Budi Gunawan mengatakan, ada sejumlah alasan proyek smelter aluminiun tersebut dikembangkan di Kaltara.

Pertama, pembangunan smelter merupakan salah satu wujud pengamalan Undang-Undang No 4 Tahun 2009. UU tersebut berbicara mengenai Pertambangan Mineral dan Batubara dengan melakukan pengolahan hasil tambang.

Kedua, dalam rangka memenuhi persebaran dan pemerataan pembangunan, khususnya di daerah dekat perbatasan. Inalum tidak ingin hanya berpusat di wilayah-wilayah sentral saja, namun ke berbagai wilayah di Indonesia.

Ketiga, Inalum ingin melakukan penghematan devisa negara. Dengan dibangunnya smelter alumunium, Inalum mampu menghemat minimal US$ 1,4 miliar dari substitusi impor produksi aluminium maupun produk alumina (SGAR).

Keempat, peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dengan dibangunnya smelter alumunium, maka penyerapan tenaga kerja lokal dan nasional akan meningkat. Selain itu industri dan kegiatan ekonomi juga akan tumbuh. Kelima, peningkatan penerimaan negara dan pemerintah daerah.

Investasi proyek smelter di Kaltara cukup besar. Budi Gunawan mengatakan, investasi yang dibutuhkan adalah sekitar US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp35 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).

Besaran nilai investasi tersebut mampu menghasilkan alumunium sebesar 500 ribu ton per tahun. Tidak menutup kemungkinan pula produksi smelter aluminium bisa ditingkatkan menjadi 1 juta ton per tahun.

Smelter alumunium ke depannya akan membutuhkan pasokan energi yang cukup besar. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan energi smelter adalah dari pembangkit listrik tenaga air Sungai Kayan atau PLTA Kayan.