PLTA Kayan Dibangun, PT KHE Bidik Pelaku Usaha di Sektor Smelter

PLTA Kayan Dibangun, PT KHE Bidik Pelaku Usaha di Sektor Smelter

PLTA Kayan akan diproyeksikan untuk menyokong kebutuhan listrik di Kawasan Industri dan Pelabuhan Intenasional.

PT Kayan Hidro Energi akan segera membangun Pembangkit Listri Tenaga Air (PLTA) terbesar di Indonesia di Sungai Kayan, Kalimantan Utara.

Kedepan, PLTA Kayan ditargetkan mampu menghasilkan listrik sebesar 9.000 megawatt. Angka ini sembilan kali lebih besar dari PLTA terbesar di Indonesia saat ini yakni PLTA Cirata yang berkapasitas 1.008 megawatt (MW).

Selain itu, daya yang dihasilkan oleh PLTA Kayan juga mengalahkan Dam Pembangkit Son La dengan kapasitas sebesar 2.400 MW yang berada di Vietnam.

PLTA Kayan incar para pelaku Industri

Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony mengatakan, listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan akan dipergunakan untuk meyuplai kebutuhan listrik di Kawasan Industri dan Pelabuhan (KIPI) yang juga akan dibangun di Tanah Kuning.

Selain itu, listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan juga akan dipergunakan untuk mendukung ketahanan energi di Kalimantan

“Yang jelas kami akan melistriki kawasan industri,” terang Khaerony di Jakarta, pada Rabu (21/8/2019). Seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Khaerony menyatakan, saat ini pihaknya tengah membidik para pelaku usaha yang bergerak di sektor smelter, salah satunya adalah PT Inalum.

Selain Inalum, ada juga perusahaan lain dengan sektor yang sama, masuk dalam daftar pengguna potensial listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan.

Khaerony memproyeksikan, listrik yang diproduksi oleh PLTA Kayan, 70 persennya akan dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan energi di KIPI.

Untuk 30 persen sisanya akan dipergunakan untuk melistriki mayarakat Kalimantan secara umum.

Dia menambahkan, keberadaan PLTA di Sungai Kayan akan menambah basis ketahanan energi di Kalimantan, bahkan jika total kapasitas sebesar 9.000 MW sudah bisa berfungsi sepenuhnya, maka listrik dapat diekspor ke Malaysia.

“Saat ini listrik di Kalimantan ada yang impor dari Malaysia. Nantinya setelah PLTA Kayan ini jadi, nggak impor lagi, malah bisa jadi ekspor listrik,” pungkasnya.

Untuk investasinya, pembangunan PLTA Kayan diperkirakan akan menelan dana sekitar 2,3-2,7 juta dolar Amerika Serikat per megawattnya.