Country Garden di Bawah Tekanan: Petisi Likuidasi dan Perlambatan Sektor Properti China

Country Garden di Bawah Tekanan: Petisi Likuidasi dan Perlambatan Sektor Properti China

Pengembang properti China terkemuka, Country Garden kini berada di bawah sorotan setelah menerima petisi likuidasi senilai Rp3,2 triliun dari krediturnya, Ever Credit Limited. Petisi ini diajukan setelah Country Garden gagal membayar utang sebesar 1,6 miliar dolar Hong Kong atau setara Rp3,2 triliun. Kejadian ini langsung merespon pasar finansial, dengan saham Country Garden mengalami penurunan lebih dari 12 persen.

Informasi ini terungkap melalui pengajuan bursa saham yang dilakukan oleh Country Garden pada Rabu (28/2). Kabar ini muncul hanya satu bulan setelah pesaing terdekatnya, Evergrande, diperintahkan untuk dilikuidasi oleh pengadilan Hong Kong, menyusul kegagalan perundingan restrukturisasi utang selama 19 bulan dengan para kreditur luar negeri.

Evergrande telah menciptakan kekhawatiran global mengenai dampak bangkrutnya terhadap investor, pekerja, dan pembeli rumah yang tengah menunggu properti mereka. Meskipun Evergrande tengah berjuang, Country Garden menyatakan sikap tegasnya untuk menolak permohonan likuidasi yang diajukan di Pengadilan Tinggi Hong Kong pada Selasa (27/2). Sidang pengadilan dijadwalkan akan berlangsung pada 17 Mei 2024.

Sejak Oktober tahun lalu, Country Garden telah berada di radar para pengamat pasar finansial setelah gagal membayar obligasi senilai US$500 juta karena menghadapi krisis likuiditas. Pengembang properti ini, yang dahulu menjadi salah satu yang terbesar di China, mencatat penurunan penjualan yang signifikan dan telah memperingatkan investor mengenai risiko ketidakmampuannya membayar utang luar negeri.

Krisis di sektor properti China telah menjadi kendala serius sejak tahun 2021, ketika langkah-langkah keras pemerintah terhadap pinjaman pengembang menyebabkan krisis likuiditas meluas. Pekan lalu, bank sentral China menanggapi dengan memangkas suku bunga acuan hipotek dalam upaya untuk mengatasi penurunan investasi dan penjualan properti.

Dalam kondisi di mana puluhan pengembang besar telah gagal membayar utang mereka, Country Garden dan para pemain industri properti China lainnya harus bersiap menghadapi tantangan finansial yang serius. Keberlanjutan krisis ini akan memantau sejauh mana pemerintah dapat menstabilkan sektor properti dan mengamankan ketahanan ekonomi negara.

Demikian informasi seputar kondisi Country Garden terdampak menurunnya minat investasi properti. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Memuslima.Com.