Bos Garuda Indonesia Tanggapi Rencana Iuran Dana Pariwisata: Apa Pendapatnya?

Bos Garuda Indonesia Tanggapi Rencana Iuran Dana Pariwisata: Apa Pendapatnya?

Rencana pengenaan iuran dana pariwisata melalui tiket pesawat menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu terakhir. Bos Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra memberikan tanggapannya terkait wacana ini. Menurut Irfan, meskipun ada undangan rapat koordinasi terkait pungutan anyar tersebut yang dikirim oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dirinya belum mendapatkan informasi resmi mengenai hal tersebut.

“Dengan jelas, saya belum mendapatkan informasi atau undangan rapat koordinasi,” ungkapnya pada Selasa (23/4).

Rencananya, rapat koordinasi ini akan dilaksanakan pada Rabu (24/4) di kantor kementerian yang dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Informasi ini telah dikonfirmasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.

Dalam undangan yang tersebar, agenda rapat tersebut adalah ‘pengenaan iuran dana pariwisata melalui tiket penerbangan’. Namun, Irfan Setiaputra menunjukkan keberatannya terhadap rencana ini.

“Iuran tambahan akan membuat harga tiket naik, dan kami khawatir maskapai akan menjadi sasaran kritik. Kami menerima keputusan apapun, namun kami melihat dampaknya akan sama seperti saat Angkasa Pura menaikkan airport tax,” jelasnya.

Meskipun demikian, Irfan menyarankan agar dana pariwisata diambil dengan mekanisme yang berbeda, bukan dalam bentuk tambahan biaya tiket pesawat. Ia mengusulkan agar dana tersebut dikumpulkan langsung dari wisatawan.

“Dikumpulkan langsung dari turis ke dana abadi pariwisata yang tersedia,” tambahnya.

Sementara Menparekraf Sandiaga Uno menegaskan bahwa belum ada keputusan resmi terkait pungutan iuran dana pariwisata tersebut. Ia memastikan bahwa tidak akan ada beban tambahan dalam tiket pesawat yang harus ditanggung oleh masyarakat.

Diskusi mengenai dana abadi pariwisata telah berlangsung sejak tahun 2023 lalu. Sandiaga Uno mengklaim bahwa negara telah membentuk Indonesia Tourism Fund (ITF) dengan dana awal sebesar Rp2 triliun yang berasal dari kas negara.

Harapannya, dana abadi pariwisata ini dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas melalui berbagai event lokal maupun internasional.

Demikian informasi seputar wacana iuran dana pariwisata dengan tiket pesawat. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Memuslima.Com.