PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menghadapi sorotan tajam setelah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap ribuan karyawan. Video yang beredar menunjukkan buruh Gudang Garam menangis setelah diberhentikan, meski hingga kini perusahaan belum mengonfirmasi secara resmi. Kabar PHK karyawan Gudang Garam datang bersamaan dengan kabar penurunan drastis laba perusahaan.

Menurut laporan keuangan Gudang Garam per Juni 2025, laba bersih perusahaan merosot 87,3%, dari Rp925,51 miliar pada 2024 menjadi hanya Rp117,16 miliar. Pendapatan perusahaan juga turun 11,29%, menyentuh angka Rp44,36 triliun, jauh dari pencapaian sebelumnya.

Penurunan Kekayaan Susilo Wonowidjojo yang Mencolok Berakibat PHK Karyawan Gudang Garam

Di balik PHK massal, harta kekayaan pemilik Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo juga mengalami penurunan signifikan.

Pada 2018, kekayaannya tercatat mencapai US$ 9,2 miliar atau sekitar Rp150,03 triliun. Namun, hingga 2024, angka tersebut merosot menjadi hanya US$ 2,9 miliar, setara Rp47,29 triliun. Artinya, dalam tujuh tahun terakhir, Susilo kehilangan sekitar Rp102,74 triliun.

Penurunan kekayaan Susilo Wonowidjojo sejalan dengan kinerja keuangan Gudang Garam yang terus menurun. Laporan menunjukkan bahwa meski biaya pokok pendapatan berkurang, perusahaan masih tertekan oleh ketatnya persaingan di sektor rokok dan tantangan global yang mempengaruhi pasar domestik.

PHK karyawan Gudang Garam mencerminkan situasi keuangan yang tidak sehat, di mana laba perusahaan merosot tajam. Penurunan kekayaan pemilik, Susilo Wonowidjojo menunjukkan dampak langsung dari kesulitan yang dihadapi perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

Perusahaan perlu mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi penurunan kinerja dan membalikkan keadaan, baik untuk karyawan maupun pemegang saham.

Demikian informasi seputar gelombang PHK karyawan Gudang Garam. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Memuslima.Com.