Bisnis Budidaya Lobster Jadi Jembatan Sinergi Kerja Sama Indonesia-Vietnam

Bisnis Budidaya Lobster Jadi Jembatan Sinergi Kerja Sama Indonesia-Vietnam

Kerja sama antara Indonesia dan Vietnam membuka babak baru dalam pengembangan bisnis budidaya lobster di Tanah Air. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan optimisme bahwa sinergi kedua negara akan membawa transformasi menyeluruh dalam sektor ini.

“Beberapa kemajuan dapat dilihat, terutama dalam transfer teknologi manajemen budidaya lobster yang disesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan di Vietnam,” ujar Trenggono usai bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, Phung Duc Tien, di Denpasar, Bali, Selasa (6/8).

Sistem bisnis budidaya lobster yang dikembangkan di Jembrana, Bali, mengadopsi teknik Vietnam yang menggunakan kerangkeng di bawah laut. Teknik ini mencakup penanganan khusus terhadap benih bening lobster (BBL), mulai dari penyegaran, seleksi, hingga kontrol di instalasi karantina sebelum dilepaskan ke keramba budidaya. Metode ini diyakini mampu mengurangi risiko kematian serta meningkatkan kelangsungan hidup BBL di keramba.

Trenggono menegaskan bahwa metode budidaya ini bisa dijadikan contoh bagi pembudidaya lobster lainnya di Indonesia. “Sistem ini bukan hanya soal teknik, tapi juga etos kerja yang diterapkan pada pembudidaya lobster,” jelasnya.

Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, Phung Dec Tien mengapresiasi cepatnya proses adaptasi standardisasi budidaya lobster di Indonesia. Tien yakin kerja sama ini tidak hanya akan mengangkat sektor budidaya lobster, tetapi juga meningkatkan hubungan diplomatik antara kedua negara, terutama dalam memerangi praktik perdagangan benih bening lobster ilegal.

“Kami yakin sejak awal bahwa Indonesia adalah mitra strategis untuk membangun ekosistem rantai pasok global lobster,” ujar Tien.

Dalam upaya mendukung pengembangan bisnis budidaya lobster ini, PT Idovin Aquaculture International berkomitmen menanamkan investasi sebesar USD4 juta per tahun, dengan total mencapai USD20 juta selama lima tahun. Investasi ini akan digunakan untuk mengembangkan Keramba Jaring Apung (KJA) yang mengadopsi metode budidaya Vietnam.

Juru Bicara PT Idovin, Adinda Cresheilla menjelaskan bahwa metode KJA sangat efektif untuk menjaga stabilitas lingkungan bagi lobster. Kerangkeng yang ditenggelamkan melindungi lobster dari perubahan salinitas akibat air hujan dan gangguan angin kencang.

“Transfer pengetahuan dari ahli Vietnam diharapkan memberikan nilai tambah bagi pembudidaya lokal, nelayan, hingga masyarakat setempat,” kata Adinda.

Kerjasama ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi perkembangan bisnis budidaya lobster di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri lobster global.

Demikian informasi seputar sinergi bisnis budidaya lobster dari kerja sama Indonesia dan Vietnam. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Memuslima.Com.